KEBOMAS, Gresikpos.com – Munculnya toko kelontong di berbagai tempat membuat semakin penasaran orang tentang model usaha ini. Sebagian besar, toko jenis ini banyak ditemukan di pinggir-pinggir jalan dan di desa-desa. Bahkan, jika di desa, toko kelontong ini bisa lebih dari satu. Menyesuaikan kebutuhan masyarakat setempat.
Dari banyaknya toko kelontong, mungkin hanya sebagian orang saja yang mengerti tentang apa motivasi orang membuka toko semacam itu, sehingga di mana-mana pasti kita sering menjumpai toko yang sama.
Seperti salah satu toko kelontong bernama Toko Akbar di Jalan KH. Syafiꞌi, Dahanrejo, Kec. Kebomas, Kabupaten Gresik. Toko tersebut berada di antara deretan ruko ketika masuk Desa Tebalo.
Syaiful selaku pemilik menuturkan ke Gresik Pos, Rabu (09/12/20) jika Toko Akbar masih terbilang baru, karena ia baru berdiri di masa pandemi, tepatnya Juni lalu.
“Toko ini masih baru. Bukanya baru di bulan Juni kemarin,” tuturnya.
Sama seperti toko kelontong pada umumnya. Toko Akbar ini menjual berbagai macam kebutuhan rumah tangga. Mulai dari perabotan ringan rumah tangga sampai kebutuhan pokok yaitu sembako.
Omset kotor perbulan kata Syaiful bisa mencapai hampir Rp 60 juta. Untuk omset bersihnya 10% dari Rp 60 juta tersebut, yaitu Rp. 6 juta.
“Omset per bulannya bisa Rp 60 juta. Itu masih kotor. Bersihnya mungkin Rp 5 juta-an. Soalnya dipotong 10% dari penghasilan kotor,” kata Syaiful.
Modal awal Syaiful mendirikan tokohnya ini menggunakan modal sendiri. Ia menambahkan kalau tidak meminjam uang di bank mana pun. Akan tetapi saat Jurnalis Gresik Pos bertanya soal Kredit Usaha Rakyat, Syaiful mengerti terkait pinjaman itu. Namun ia belum berencana sampai ke sana, karena tokonya juga baru berdiri.
“Modal awal saya dulu dari modal pribadi. Kalau soal KUR, saya tahu, tetapi saya belum terpikir sampai ke sana, karena tokoh ini juga masih baru,” jelasnya.
–
Kontributor : Ahmad Baharuddin Surya
Editor : Mintrojo Sahputra