DRIYOREJO, Gresikpos.com – Driyorejo, salah satu wilayah Kabupaten Gresik merupakan wilayah yang masih diliputi oleh mayoritas penduduk dengan mata pencaharian sebagai petani. Di sebuah Desa, di Kecamatan Driyorejo, terdapat beberapa petani yang menggantungkan roda perekonomian mereka dengan bekerja sebagai petani.
Desa Wedoroanom, terletak di sudut perbatasan Kecamatan Driyorejo dengan Kecamatan Menganti dan Kecamatan Kedamean ini, masih terdapat beberapa petani yang mengaku tidak puas dengan adanya pelayanan pupuk yang makin berkurang bantuannya dari pemerintah. Para petani membeli pupuk, obat tanaman dan kebutuhan lainnya dengan harga subsidi, namun masih membutuhkan uang lebih untuk membeli di luar bantuan dari pemerintah, tentunya dengan harga normal.
“Saya menjadi petani sudah kurang lebih 20 tahun, tidak ada pekerjaan lain. Ya memang ini yang tersedia dan saya bisa. Untuk kebutuhan pupuk, saya beli sendiri dengan harga normal, biasanya beli di pasar. Dari Desa tidak ada bantuan pupuk atau obat tanaman yang lebih banyak, jadi ya harus beli keluar,” tegas Mansur, salah seorang petani di Desa Wedoroanom.
Keluhan sudah banyak terjadi, namun tidak banyak tindakan yang dapat dilakukan. Mansur tetap melakukan pekerjaannya sebagai petani yang mengandalkan tanamannya di sawah.
Para petani yang berada di Desa Wedoroanom juga turut merasakan adanya kemajuan teknologi dalam bidang pertanian. Misalnya pada mesin tanam padi yang belakangan ini mulai banyak beredar.
“Kalau untuk mesin tanam padi, saya memang juga turut menggunakan. Ada plus minusnya. Misal lebih banyak menghabiskan benih padi, tapi juga itu menghemat waktu untuk ‘tandur’. Sehari kalau pakai mesin, saya bisa sendirian, kalau dulu sebelum ada mesin ya ngajak ‘preman’ buat tanam padi di sawah. Dan itu menghabiskan lebih banyak biaya,” tambah Mansur.
Modal utama yang ada di desa secara umum adalah lahan pertanian. Namun tidak bisa dipungkiri, di wilayah Kabupaten Gresik ini, progres distribusi pupuk juga agak berkurang. Sehingga petani juga mengeluhkan adanya kekurangan subsidi sehingga mereka merasakan, bahwa modal yang dikeluarkan lebih banyak daripada hasil yang didapatkan.
–
Kontributor : Ananda Fani
Editor : Agung Maps