BUNGAH, Gresikpos.com – Sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi dirasakan petani di sejumlah daerah, termasuk di Gresik. Diantaranya, dirasakan Mat Niti (85), warga asal dusun Grogol Masangan Bungah. Petani ini mengungkapkan, sudah beberapa hari tanam padi tapi belum mendapatkan pupuk bersubsidi.
Mat Niti terpaksa menggunakan petroganik dicampur dengan insektisida/nematisida untuk pemupukan awal sekaligus memberantas hama pengganggu tanaman padi miliknya.
“Ini saya pakai organik dulu,” ujarnya kepada Gresik Pos di sela-sela memupuk padinya, Selasa (06/01/2021).
Ditambahkan petani lain, Sholihin (46), sawah milik dan garapannya tidak cukup jika hanya mengandalkan 2 karung pupuk bersubsidi yang sudah didapatkannya.
“Hanya dapat 2 paket urea dan phonska ya gak cukup, lha wong biasanya butuh 10 urea dan 10 phonska” ungkapnya.
Kenaikan harga pupuk bersubsidi tahun 2021 juga sudah diketahui Sholihin.
“Ya mau gimana lagi kalau sudah naik, ya dibeli,” tambahnya.
Lanjut Sholihin, jika pupuk bersubsidi tidak tersedia, terpaksa dirinya akan menggunakan pupuk non subsidi, meski harganya dua kali lipat dari pupuk bersubsidi.
“Daripada tidak dipupuk dan nanti tidak bisa panen, terpaksa beli non subsidi,” pungkasnya.
Sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi ini dibenarkan Hasan Tolabi. Sekretaris Gapoktan Desa Masangan Bungah ini mengatakan, saat ini pupuk bersubsidi memang belum turun lagi ke kelompoknya, kemarin ada tapi belum mencukupi. Ia sendiri mengaku belum mendapatkan pupuk bersubsidi yang cukup untuk ditebar di sawah miliknya.
“Ya dapat, tapi untuk sawah saya jatahnya kurang. Paling nanti turunnya pupuk subsidi diseragamkan, maksudnya misal tanggal 10 untuk wilayah Bungah, ya seluruh desa di wilayah Bungah itu turun tanggal 10, kita tunggu saja,” harapnya.
Untuk memastikan kebenaran, Gresik Pos mengecek kios pupuk bersubsidi di desa Masangan.
“Belum ada pupuk,” kata Muslikh, perangkat desa yang tempat tinggalnya ditempati distribusi pupuk bersubsidi untuk gapoktan setempat.
Belum usai merasakan sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi, kini di musim tanam 2021, petani mendapatkan kado istimewa dari pemerintah berupa kenaikan harga pupuk bersubsidi.
Untuk diketahui, berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 49 Tahun 2020 Tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian, tertanggal 30 Desember 2020, HET pupuk bersubsidi terdapat kenaikan. Diantaranya, HET pupuk urea terdapat kenaikan Rp 450, dari sebelumnya Rp 1.800 per kilogram naik menjadi Rp 2.250 per kilogram atau Rp 112.500 per karung.
HET pupuk SP-36 terdapat kenaikan Rp 400 per kilo gram, dari sebelumnya Rp 2.000 naik menjadi Rp 2.400 per kilogram atau Rp 120.000 per karung. HET pupuk ZA juga mengalami kenaikan Rp 300 per kilo gram, dari harga sebelumnya Rp 1.400 menjadi Rp 1.700 per kilogram atau Rp 85.000 per karung.
Demikian halnya dengan pupuk petroganik juga mengalami kenaikan Rp 300. HET sebelumnya Rp 500 per kilogram menjadi Rp 700 per kilogram atau Rp 32.000 per karung. Sedangkan HET pupuk NPK Phonska tidak mengalami kenaikan yaitu tetap Rp.115.000 per karungnya.
–
Kontributor : Rifaus El-Shahrukhany
Editor : Agung Maps