UMKM Sekawan di Desa Tanggulrejo Manyar Gresik merupakan anugerah tersendiri bagi masyarakat setempat. Pendapat itu tidak serta-merta tanpa alasan, pasalnya banyak dari anggota UMKM Sekawan yang membenarkan hal itu.
Seperti Titin dan Ni’mah, mereka berdua sepakat, dengan adanya UMKM Sekawan, produk usaha mereka lebih dikenal banyak orang dan sering juga melakukan pelatihan-pelatihan yang gunanya untuk menunjang para anggotanya.
“Alhamdulillah, berkat UMKM Sekawan, dagangan kami lebih dikenal banyak orang,” kata mereka berdua.
Sudah sepantasnya, UMKM Sekawan adalah wadah bagi mereka yang ingin belajar berdagang serta lebih-lebih ingin mengerti bagaimana menjalankan suatu usaha.
Mega selaku Ketua UMKM Sekawan mengatakan, niat awal berdirinya adalah memang untuk mengakomodir para penggiat usaha agar mereka mempunyai tempat untuk berkecimpung dalam dunia usaha.
“Sejak UMKM Sekawan berdiri, banyak dari orang yang awalnya tidak berdagang, sekarang coba-coba membuat produksi dagangan sendiri-sendiri,” tutur Mega.
Meski baru dibuka Juni 2020, tetapi dampak kehadiran UMKM Sekawan mampu membawa semangat baru bagi warga Tanggulrejo.
Pemerintah Desa Tanggulrejo pula ikut mengomandoi berjalannya UMKM tersebut. Bahkan Mega mengatakan sangat beruntung sekali karena UMKM Sekawan difasilitasi websait, salah satunya untuk mempromosikan dagangan para anggotanya.
Kebanyakan produk yang tergabung dalam UMKM Sekawan adalah kuliner, seperti donat, catering, olahan ikan, tumpeng, dan masih banyak lagi. Usaha-usaha mereka relativ kecil, sehingga untuk mencari bahan, mereka tidak kesusahan.
“Kebanyakan di sini banyak yang usaha kuliner. Skalanya masih kecil,” imbuhnya.
Mega sendiri yang mengatakan, Tanggulrejo merupakan salah satu desa yang penduduknya mayoritas sebagai pengusaha. Jenis usahanya beragam, dari kuliner sampai bisnis ikan. Jadi bisnis di benak mereka sudah melekat sudah lama.
Saat ini anggota yang terdaftar di UMKM Sekawan sebanyak 45 anggota. Kebanyakan anggotanya dari ibu-ibu mudah yang sudah mempunyai anak.
Sedangkan untuk urusan administratif, seperti izin PIRT, mereka banyak yang belum terdaftar, karena kekurangan informasi.
Kemudian banyak juga yang baru memulai usaha. Maka dari itu mereka awam dengan administrasi yang model seperti itu. Namun, beberapa hari kemarin, Mega bercerita, jika ada pembuatan merek secara kolektif.
–
Kontributor : Ahmad Baharuddin Surya
Editor : Agung Maps