WRINGINANOM, Gresikpos.com – Peternak ayam milik Nuradi mempunyai keunikan tersendiri di banding peternak-peternak lain. Umunya para peternak memelihara dan membesarkan ayam miliknya sendiri. Tetapi Nuradi berbeda, ia ternak ayam dengan konsep mitra atau kerja sama dengan perusahaan yang bergerak di bidang peternakan ayam, yaitu PT. Bintang Terang Tunggal. Perusahaan tersebut memiliki beberapa cabang, salah satunya di Kediri. Namun berpusat di Kotawaringin Kalimantan.
Dusun Ngembul, Desa Kepuhklagen, Wringinanom Gresik merupakan alamat ternak Nuradi. Ia menggeluti usaha ternak ayam ini sejak 6 tahun yang lalu, sekitar tahun 2014. Ada sedikit perbedaan mengenai konsep ternak bermitra. Tugas Nuradi hanya pada pembesarannya. Mengenai pasar, itu sudah urusan dari mitra. Mitra yang berhubungan langsung dengan pasarnya.
“Ternak yang saya geluti ini bermitra. Saya hanya pembesaran. Kalau urusan pasar dan penjualan, itu urusan mitra. Mereka yang langsung berhubungan dengan pembelinya,” ungkapnya.
Modal awal Nuradi mendirikan usaha ini menghabiskan biaya hampir Rp 150 juta. Itu biaya habis di peralatan untuk kebutuhan ternak. Seperti kandang, isi, lampu, dan sebagainya. Memang cukup besar biaya yng dikeluarkan. Sedangkan isi ayamnya, Nuradi menceritakan kalau isi ayamnya ada 4000 ayam.
“Saya modal awal sekitar Rp 150 juta. Itu buat beli peralatan kandang ayam,” tambahnya.
Ia menambahkan, selama 6 tahun menggeluti ternak ayam, “saya sudah dua kali pernah meminjam bunga di Bank Rakyat Indonesia (BRI) menggunakan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pertama ikut umum, sebesar Rp 30 juta. Lalu keduanya secara pribadi sebesar Rp 10 juta. Pinjaman awal dengan pinjaman akhir menurun karena pada pinjaman awal saya sempat telat mengembalikan,” jelas ketua Rukun Warga (RW) itu.
Kalau untuk omsetnya, Nuradi menuturkan jika ia harus pintar-pintar mengolahnya. Perbandingannya diambil dari pakan ternak dan hasil panennya. Pernah sekali panen, ia mendapat Rp 10 juta. Pernah pula ketika menghabiskan pakan ternak sebanyak 1 ton 4 kuintal, saat panen ia mendapat uang Rp 7 juta. Bergantung pengelolaan makan ternaknya. Pakan ternak yang biasa ia gunakan adalah jagung, karena dampaknya sangat baik untuk kesehatan ayam.
Ayam akan dipanen ketika sudah berusia 38 hari, lewat dari itu, contoh saja 40 hari, maka ia mengalami kerugian. Banyaknya omset dan hasil panen bergantung pada cuaca. Kalau musim pancaroba yang tidak menentu di suhunya, itu bisa memengaruhi panen. Nuradi menjelaskan lebih baik ada dalam suhu yang menetap.
“Berhubung saya tidak memasarkan. Jadi omsetnya bergantung pada hasil panen. Pintar-pintarnya kita memainkan. Jadi itu bergantung dengan perbandingan pakan ternak dengan hasil panen. Nanti di sana dibuat rata-rata sekaligus dibandingkan berapa banyak makanan ayam yang dikeluarkan,” imbuhnya.
Saat ada program Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari pemerintah untuk meringankan beban Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari pandemi juga Nuradi tidak dapat. Karena di Desa Kepuhklagen sistemnya didata terlebih dahulu oleh pihak desa dengan mengisi formulir. Alhasil, pembagian BLT yang setidaknya bisa sedikit membantu, justru meresahkan warga lantaran pembagiannya yang tidak merata.
“Saya juga bingung. Jenis usaha UMKM ini seperti apa. Program ini itu bantuan atau pinjaman. Karena kemarin yang dapat dana tersebut didata dulu dari pihak desa,” ungkapnya.
–
Kontributor : Ahmad Baharuddin Surya
Editor : Agung Maps