Gresik, Gresik.com – Sebagian besar masyarakat Gresik tentu sudah tidak asing lagi mendengar nama Cak dan Yuk, karena kata Cak dan Yuk ini merupakan bahasa sosial budaya yang dijadikan simbol pemuda pemudi Gresik, sampai dihelat setiap tahun sekali dengan ajang pemilihan duta Cak-Yuk Gresik.
Tetapi apakah kita tahu apa itu Cak-Yuk, bagaimana di belakang proses pemilihan Cak-Yuk, lalu apa peran Cak-Yuk untuk Gresik?
Dari pertanyaan di atas, pastinya kalian kebingungan jika disuruh menjawab. Sebab yang kita ketahui biasanya hanya sebatas bagaimana prosesi pemilihan Cak-Yuk, namun kita tidak mengetahui apa peran mereka setelah di pilih, terutama di bidang pariwisata.
Cak-Yuk berperan di sektor wisata. Tugas mereka mensosialisasikan wisata-wisata baru di Kabupaten Gresik yang mana saat ini muncul banyak desa-desa wisata baru.
Sebagai identitas anggota, Cak Basri selaku ketua paguyuban Cak-Yuk Gresik mengatakan, jika menjadi Cak-Yuk Gresik tidak harus warga asli Gresik, asal ia berkegiatan di Gresik dan mempunyai surat domisili.
“Jadi persyaratan yang penting itu adalah domisili di Gresik. Misalkan ada anak luar Gresik kemudian berkuliah di Gresik, maka ia bisa ikut asal mampu menyerahkan surat domisili dan surat berkuliah di Gresik,” jelasnya.
Cak-Yuk di Gresik dimulai dari tahun 1992. Sedangkan yang menginisiasi adalah forum Karang Taruna Kabupaten Gresik, Budayawan, ahli tata rias Gresik, dan darmawanita. Dari banyak organisasi terebut, pada tahun itu mereka sepakat membuat pemilihan Cak-Yuk yang pertama.
Pengemasan acara pada waktu pertama kali itu terkesan biasa kalau dibandingkan sekarang. Dulu para peserta tampil apa adanya, tetapi sekarang sudah mengalami kemajuan yang signifikan, seperti yang biasa kita lihat.
Pada mulanya dibawahi oleh Dinas Sosial, akan tetapi pada tahun 2000-an, pemilihan Cak-Yuk dipegang kendali sama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Dan pada waktu itu pula, Cak Basri mengatakan jika paguyuban Cak-Yuk Gresik dimulai. Tujuan didirikannya adalah supaya finalis Cak-Yuk itu bisa lebih berkontribusi untuk Gresik.
Adapun finalis yang dimaksud adalah finalis 15 besar. Jadi setiap tahun pasti ada 30 anak dari 15 pasang tersebut masuk di paguyuban. Tetapi yang masuk dalam paguyuban itu mereka yang purna tugas dari dinas. Artinya setelah prosesi pemilihan, mereka para finalis masih mempunyai kewajiban selama satu tahun itu untuk mendampingi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam setiap ada kunjungan kerja atau tamu-tamu dari luar.
Cak Basri menceritakan pengalamannya mengikuti Cak-Yuk Gresik ini. Ia bercerita jika ada banyak manfaat yang bisa diambil, salah satunya yaitu ia bisa lebih banyak mengetahui isi dari Gresik. Sebelumnya dia hanya mengetahui Gresik dari sampulnya, maka setelah mengikuti Cak-Yuk, ia mulai pelan-pelan belajar mengetahui seluk beluk Gresik, terutama dalam hal pariwisata.
Ia berharap pariwisata di Gresik semakin berkembang dan khusus bagi warga Gresik semoga lebih sadar lagi jika di tempat sendiri masih ada banyak wisata yang perlu diapresiasi. Maka dari itu, selain untuk mengembangkan kabupaten dari segi pariwisata, senggaknya kita sebagai warga Gresik menyadari jika beberapa wisata itu perlu didukung oleh warga Gresik sendiri.
–
Kontributor : Ahmad Baharuddin Surya
Editor : Mintrojo Sahputra