WRINGINANOM, Gresikpos.com – Usia tidak menghalangi Kuswanto untuk terus produktif. Berlatar belakang pensiunan buruh pabrik kertas tahun 2017, ia memulai usaha Peternakan Ayam Telur tahun 2018 di Dusun Ngembul, RT 13, desa Kepuhklagen, Wringinanom, Gresik.
“Saya pensiun pabrik kertas tahun 2017. Dari pada menganggur saya mencoba usaha ternak ayam telur,” Ujar Kuswanto.
Usaha dimulai dengan modal pribadi sekitar Rp 70 juta rupiah untuk membangun kendang dan membeli bibit ayam. Harga per seratus bibit ayam berkisar Rp 7 juta rupiah.
Kuswanto mengaku belum pernah meminjam Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk modal ataupun pengembangan usahanya karena belum mengetahui proses peminjaman.
Kiswanto juga mengatakan bahwasanya ia sudah mengisi formulir Bantuan Langsung Tunai (BLT) Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), tetapi ia belum mendapatkan informasi tentang lolos atau tidaknya bantuan tersebut.
“Saya belum pernah meminjam KUR. Saya tahu KUR, tetapi belum mengerti bagaimana teknis meminjamnya. Kemarin yang bantuan pemerintah itu, saya sudah mengisi formulir dari desa,” imbuhnya.
Ketika awal panen, telur yang dihasilkan 350 ekor ayam sekitar 5 kilo gram, kemudian minggu berikutnya naik 7 kilo gram dan meningkat terus per minggu sampai 17 kilo gram. Keuntungan bersih yang diterima rata-rata 150 ribu rupiah per hari.
Kiswanto memasarkan telur hasil panen di toko-toko terdekat. Banyak juga pedagang telur yang datang membeli untuk dijual lagi di Pasar. Harga yang dipatok Kuswato selisih 2 ribu rupiah per kilo dengan harga pasar.
Kendala yang dialami selama menjadi peternak ayam adalah terkadang kaki ayam terjepit di sela-sela kendang sehingga menyebabkan ayam mati. Pergantian cuaca juga dapat memengaruhi Kesehatan ayam, tetapi kuswanto dapat mengatasi dengan memberi obat ke ayam yang sakit. Cuaca juga berpengaruh, Kuswanto rutin menyiram tanah dengan air ketika kemarau dan memberikan gula merah untuk menjaga kehangatan badan ayam.
–
Kontributor : Okta Adijaya
Editor : Ahmad Baharuddin Surya