BUNGAH, Gresikpos.com – Rebana atau orang Jawa menyebutnya terbang adalah gendang berbentuk bundar dan pipih yang khas suku melayu. Bingkai berbentuk lingkaran terbuat dari kayu yang dibubut dengan salah satu sisi untuk ditepuk berlapis kulit Sapi. Kesenian Rebana di Malaysia, Brunei, Indonesia dan Singapura sering memakai rebana bersama gambus. Sering digunakan untuk mengiringi tarian zapin. Sedangkan rebana juga digunakan untuk melantunkan kasidah dan hadroh.
Fatik namanya, pemuda usia 15 tahun asal Desa Bungah kabupaten Gresik ini menggeluti bisnis produksi Rebana. Fatik mengatakan bahwa usaha pembuatan rebana ini ia dapatkan secara turun temurun dari keluarganya. Usaha ini sudah berlangsung kira-kira selama 30 tahun.
“Karena tradisi di pulau Jawa, kebanyakan kegiatan bersholawat akan lebih menarik jika diiringi dengan alat musik Rebana,” Tutur Fatik.
Dengan pertimbangan dan banyaknya minat di pasar akan rebana, menurut Fatik berbisnis rebana akan banyak memberikan income yang lumayan dalam menanggung keperluan ekonominya. Ada berbagai jenis rebana yang diproduksi oleh Fatik. Mulai dari Rebana jenis Jepara, Rebana jenis marawis dan masih banyak lainnya.
“Sebenarnya kita tidak hanya memproduksi rebana saja, tapi juga melayani servis rebana. Kalau sebelum pandemi ini omset penjualan Rebana Alhamdulillah berjalan dengan baik dan lancar. Namun setelah adanya pandemi, omset penjualan Rebana Agak sedikit menurun. Kemudian mengalami kenaikan omset lagi ketika new normal ini,” Imbuh Fatik.
Banyak harapan yang disampaikan para penggelut dunia bisnis seperti Fatik ini. Salah satunya yakni semoga pandemi segera berlalu agara bisnis mereka dapat dipasarkan dengan baik dan pelaku usaha kembali memiliki akses yang normal untuk berdagang.
–
Kontributor : Ahmad Hilman Hamdhani
Editor : Ahmad Baharuddin Surya