GRESIK, Gresikpos.com – Bagi sebagian orang, ketika mendengar kata pejabat, seketika itu dalam benak muncul keragu-raguan karena ada pesimistis yang mendasari akan hal itu. Namun tidak semua pejabat bisa diratakan semua. Itu hanya beberapa oknum yang melakukan, kemudian oknum lain yang tidak bersalah merasakan dampaknya.
Khusus orang Gresik pasti tahu siapa itu Musa. Dari perjalanan kariernya, tentu sudah banyak orang mengetahui sedikit banyaknya tentang dia. Apalagi kemarin ia sempat mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Gresik dari fraksi partai NasDem dan sekaligus ia berhasil menduduki singgasana kursi dewan.
Di Pemilihan kemarin, ia sempat membuat jargon yang berbunyi Politik Tanpa Mahar. Itu merupakan terobosan baru di kala banyak calon anggota dewan sekarang yang menggunakan uang untuk menduduki kursi anggota dewan.
Selain itu, jargon tersebut merupakan sebuah penegasan dari Musa, jika uang bukanlah segalanya. Ketika orang ingin menjadi pemimpin, maka uang bukanlah yang utama, melainkan yang utama adalah kepercayaan dari masyarakat.
Jika masyarakat sudah percaya kepada seseorang, secara tidak langsung orang tersebut sudah mempunyai figur karakter pada dirinya. Kerja-kerjanya nyata di mata masyarakat, bukan hanya sekadar janji belaka.
Kiprahnya di dunia perpolitikan dan sosial sudah tidak diragukan lagi. Namanya juga sering muncul di beberapa media masa terkait responsnya terhadap kebijakan-kebijakan yang merugikan masyarakat.
Di samping itu, ia memulai kiprahnya sebagai aktivis mahasiswa, sehingga ia sering merasakan keluh kesah yang dialami masyarakat. Berbagai permasalahan sosial sudah lumer di otaknya. Sebab setiap hari yang ia pikir adalah berbagai permasalahan semacam itu.
Seperti di beritabaru.com (30/06/20), sebagai ketua fraksi NasDem DPRD Gresik, pada waktu itu ia menyesalkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Jaring Pengaman Masyarakat (JPS) dampak Covid-19 terlambat untuk dicairkan.
Kemudian di Radar Gresik juga namanya sempat muncul, dalam pemberitaan itu, ia mewajibkan 20 persen Jasmas Anggota untuk pertanian. Artinya, semua respons yang ia keluarkan adalah semuanya bentuk kepeduliannya terhadap masyarakat.
Musa juga aktif di bidang pemberdayaan pertanian. Ada banyak program-program pertanian dan penyuluhan yang sudah ia lakukan di beberapa daerah. Berhubung kemarin ia memilih Bawean sebagai daerah pilihannya, maka Pulau Bawean merupakan mayoritas utamanya di lingkup pertanian.
Pada tahun 2019 kemarin, ia mendorong kemajuan pertanian dengan cara memberi pembekalan dan penyuluhan pada 100 petani di Pulau Bawean. Lalu hari minggu kemarin (22/11/20) ia bersama tim dari DPC Partai NasDem melakukan pembagian bibit padi unggul di Kecamatan Sangkapura ke sebanyak 1000 petani.
Selain pemberian bibit padi unggul, ia juga mengadakan sosialisasi terkait pengelolahan bibit tersebut. Ia bersama timnya mengedukasi masyarakat tentang bagaimana penanaman bibit padi unggul supaya pertanian di Sangkapura bisa terus berkembang dan maju.
–
Kontributor : Ahmad Baharuddin Surya
Editor : Mintrojo Sahputra