GRESIK, Gresikpos.com – Menurutnya pengurus Paguyuban Ojek Puncak Sunan Giri (POPSG) yang tidak mau disebutkan namanya, menjaga kesopanan dalaam mengojek adalah hal yang sangat penting. Itu juga nanti akan berpengaruh pada fungsi didirikannya paguyuban. Berhubung POPSG bertempat di dekat Sunan Prapen, maka otomatis mobilisasi mereka melewati perkampungan. Sehingga itu yang jadi perhitungan saat menerapkan kesopanan.
“Jadi secara tidak langsung fungsinya ya untuk mengkoordinasi anggota dengan semua pihak, baik yayasan, pemerintah desa. Polisi setempat, dam lain sebagainya,” paparnya.
Apalagi saat musim Pandemi seperti sekarang ini. Untuk memperlancar kerjaannya, pengurus POPSG selalu berkoordinasi dengan para pejabat setempat. Hal itu dilakukan karena sejak covid-19 datang, mereka berhenti beroperasi selama 6 bulan. Dari Maret sampai September awal.
Saat penutupan tersebut, POPSG sudah banyak melakukan rapat dan diskusi terkait pembukaan kembali Sunan Giri, selain untuk menguntungkan para peziarah, dibukanya Giri juga akan menguntungkan masyarakat yang berjualan di sana.
Sementara itu, hasil rapat masih belum menemukan titik temu yang jelas. Sebab waktu itu masih banyak orang yang ramai-ramai membahas Covid-19, sehingga menimbulkan rasa ketakutan sendiri di dalam mereka. Tetap saja, setelah dilakukan beberapa kali cuma menghasilkan narasi pertanyaan, siapa yang mau bertanggung jawab?
Meskipun begitu, saat awal-awal dibuka, pengunjung pun masih bisa dikatakan jarang. Itu yang membuat pemasukan ojek Sunan Giri mengalami penurunan omset yang sangat drastis. Ditambah lagi dengan peziarah yang tidak mau naik ojek, meskipun peziarah ramai, tapi terkadang banyak juga mereka yang tidak mau naik ojek. Padahal sekali berangkat, ongkosnya cuma Rp10 ribu, bisa satu atau dua orang.
Saat ditanya soal penghasilan, ia tidak bisa mengira-ngira secara pasti, cuma menurutnya tentu ada penurunan dibanding dengan sebelum ada covid-19. Secara fisik, ojek di sana masih aman-aman saja, tetapi kalau finansial pasti sangat berpengaruh.
“Masa pendemi penghasilan menurun. Pernah libur 6 bulan, buka awal September, itu pun belum maksimal, selalu rapat dengan banyak pihak untuk masalah tersebut tapi sama juga tidak ada hasilnya. Cuma ada satu kata, siapa yang mau bertanggung jawab, gitu aja,” tandasnya.
Kebanyakan wisata ramai dikunjungi pada hari libur dan akhir pekan, tetapi khusu untuk Sunan Giri, selain hari libur dan akhir pekan, Giri juga ramai dikunjungi para peziarah ketika momen memasuki bulan-bulan Islam yang banyak peringatan dan pelajaran, seperti Maulud, Syawal, Rajab, dan bulan Islam lainnya.
–
Kontributor : Ahmad Baharuddin Surya
Editor : Agung Maps