GRESIK, Gresikpos.com – Saat pandemi, banyak kegiatan kita, awalnya diadakan langsung, sekarang beralih secara daring. Hal serupa dialami salah satu organisasi perempuan di Gresik yakni Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI) yang menggunakan media sosial untuk melakukan kegiatan bermanfaat.
KOPRI merupakan organisasi perempuan yang bersifat Badan Semi Otonom di bawah naungan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Tujuan adanya KOPRI adalah menyuarakan hak-hak perempuan. Terutama isu perempuan dan anak. Saat ini dalam lingkup Kabupaten Gresik, PMII memiliki 10 komisariat (kampus) dan saat ini baru 5 komisariat sudah memiliki KOPRI.
Menurut Nensi Indrianti Ketua KOPRI PMII Gresik ketika bincang santai bersama jurnalis Gresik Pos (5/11), ia mengatakan, KOPRI saat ini memanfaatkan media sosial guna mengisi waktu selama pandemi.
“Kami mengadakan diskusi 2 bulan sekali selama pandemi dengan tujuan upgrade isu terkait perempuan dan anak. Di mana dalam pandemi ini isu terkait perempuan dan anak semakin meningkat, baik di ranah domestik maupun publik. Untuk itu teman-teman mulai menyuarakan isu tentang perempuan di media sosial”, jelasnya.
Peran KOPRI akhir-akhir ini fokus mengawal isu-isu, terutama tentang perempuan dan anak. Khususnya di Kabupaten Gresik yang sempat terjadi beberapa waktu lalu.
“Pada saat awal pandemi lalu ada kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur. Kita bekerja sama dengan PMII Gresik menyuarakan hal itu. Baik di ranah kebijakan pemerintah melalui DPRD. Kita melakukan audiensi dan menekan agar DPRD Kabupaten Gresik segera mengesahkan RUU Pelanggaran Kekerasan Seksual (PKS). Lalu terhadap korban kami memberi dukungan psikis”, kata Nensi.
Menurutnya, dukungan dari lembaga terkait serta menjalin relasi ke beberapa pihak merupakan hal penting, pasalnya nanti akan muncul sinergitas untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi korban, terutama perempuan.
“Dalam mengawal isu perempuan perlu adanya relasi dengan komunitas, organisasi perempuan lainnya, dan pemerintah. Karena kita juga perlu komunikasi”, tambahnya.
Kontributor : Mintrojo Sahputra
Editor : Ahmad Baharuddin