GRESIK, Gresikpos.com – Bagi masyarakat Gresik, rasanya sudah tidak asing lagi mendengar ‘‘Bakso Kaki Sapi’’. Rasanya yang khas dan mempunyai karakter cita rasa tersendiri.
Ada banyak varian bakso yang disuguhkan di sana. Tipenya juga bermacam-macam dan yang paling penting, harganya tidak sampai menguras dompet para pelanggannya.
Namun, di balik kesuksesan yang diraih sekarang, Syaiful Latif, selaku Owner mengatakan kalau apa yang ia raih sekarang itu tidak mudah. Awalnya dimulai dari mendorong gerobak, mencari tempat jualan yang susah, sampai mengalami yang namanya kemacetan usaha.
Waktu itu, meskipun Latif sudah memiliki kios, tetapi hampir dua tahun ia berjualan sendiri, karena belum mempunyai karyawan.
“Kalau orang melihat sekarang mengiranya sudah enak, padahal dulu pernah mendorong gerobak, mencari dan membuka tempat, bahkan hampir dua tahun jualan saya tidak berkembang dan belum mempunyai karyawan”, katanya.
‘‘Bakso Kaki Sapi’’ dirintis Latif sejak tahun 2004. Ada sekitar lima tahun, di situ ia berusaha mencari pasar dagangnya sendiri yang akhirnya pada sekitar tahun 2009 ia menemukannya dan berkembang sampai saat ini.
“Dimulai tahun 2004, mulai mendapat market dan mempunyai nama tahun 2009”, tutur pemuda asli Gresik itu.
Jiwa-jiwa pengusaha memang sudah didapatkan Latif sejak kecil, karena ia juga berasal dari keluarga pengusaha. Sedangkan ‘‘Bakso Kaki Sapi’’ ini sebenarnya usaha rintisan dari orang tuanya, Latif tinggal meneruskan dan mengembangkannya.
Setiap usaha pasti ada suka dan dukanya, di tiap level seorang pengusaha tentunya akan menemukan hal-hal semacam itu. Di waktu enak pun pasti ada dukanya, apalagi di waktu susah dulu.
“Di waktu enak juga ada dukanya, seperti pesaing yang semakin banyak. Apalagi dulu, pasti lebih banyak. Tetapi kalau sekarang pesaing itu lumrah saja, setiap usaha tidak mungkin tidak ada pesaingnya”, jelasnya.
Kata Latif, ada banyak cara untuk membuat para pesaing itu minder dengan usaha yang kita lakukan. Salah satunya dengan membuka banyak cabang, dari situ orang akan berpikir ulang karena pasar dagangnya sudah bisa kita peroleh. Tinggal bagaimana caranya agar pelanggan itu tidak sampai beralih tempat. Cara paling ampuh yaitu tetap menjaga cita rasa.
Kontributor : Ahmad Baharuddin
Editor : Agung Maps