DUKUN, Gresikpos.com – Balai Desa Sekargadung Kecamatan Dukun, Gresik menjadi tempat terakhir dalam acara monitoring dan evaluasi kegiatan intervensi kesehatan lingkungan dalam pencegahan dan penanganan COVID-19 pada Kamis (22/10). Acara tersebut merupakan perpaduan respon dari Kementerian Kesehatan dan Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI).
Dalam acara tersebut juga dihadiri beberapa tamu undangan, di antaranya Muspika, Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik, Ketua HAKLI Jatim, Kepala Puskesmas Dukun, sekaligus hadir pula Dirjen Kementrian Kesehatan, Imran Agus Nurali dan Ketua Umum Pusat HAKLI, Arif Sumantri.
Ketua Umum Pusat HAKLI, Arif Sumantri mengatakan jika kegiatan ini sudah berlangsung di beberapa kota, seperti Surabaya, Sidoarjo, Pasuran, dan terakhir di Gresik. Gresik dipilih karena menurutnya salah satu kota yang masuk dalam lingkaran zona merah.
“Ada lima provinsi, 15 kabupaten, dan Jatim itu ada di kabupaten Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya danGresik. Gresik dipilih karena kebetulan zona merah, dan kebetulan tempatnya di Desa Sekargadung ini”, jelasnya.
Bahkan desa yang dipilih juga ada klasifikasinya, seperti yang dikatakan Kepala Desa Sekargadung, bahwa Sekargadung dipilih karena sejak adanya Covid, Sekargadung memberlakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
“Sekargadung dipilih karena sejak masa Pandemi, Sekargadung sudah menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, makanya desa ini ditunjuk sebagai tempat pelaksanaan”, kata Ahson Ahmadi, selaku Kepala Desa saat ditanyai jurnalis Gresik Pos.
Selain bentuk respon, kegiatan itu merupakan upaya intervensi dari kementrian Kesehatan dan HAKLI untuk pemberdayaan masyarakat.
Alat-alat untuk menunjang protokol kesehatan, seperti masker, sabun cuci tangan, jamu untuk meningkatkan imunitas, dan sebagainya, itu dimaksudkan agar masyarakat mampu memanfaatkannya sebagai alat jual yang mempunyai nilai harga.
“Kegiatan ini juga dimaksudkan agar bagaimana mereka melindungi diri dan bagaimana mereka juga bisa melakukan inisiasi cara membuat alat alat protokol kesehetan. Selain digunakan untuk diri sendiri, dan sekaligus juga mempunyai nilai ekonomi”, tutur Arif Smantri.
Jadi pemberdayaan masyarakat melalui Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sangat diperhatikan. Sebab usaha-usaha seperti itu sangat bisa dimanfaatkan untuk menunjang ekonomi dalam situasi Pandemi seperti ini.
Ada perwakilan UMKM dari tiap kota yang dipilih di sana. Dari Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, dan Gresik sendiri. Mereka mamajangkan hasil dari produk UMKM yang mereka buat, sekaligus mendemokan bagaimana cara penerapannya.
Para UMKM tersebut ketika ditanya jurnalis Gresik Pos mengatakan jika kebanyakan mereka sudah tergabung dalam Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Sehingga perwakilan UMKM itu adalah perwakilan dari UMKM desa yang ada di masing-masing kota.
Dalam acara tersebut Dirjen Kemenkes dalam sambutannya juga berpesan kalau sumua elemen masyakat harus betul-betul menerapkan protokol kesehatan 3M (Mencuci Tangan pakai Sabun, Menjaga Jarak, Memakai Masker) walaupun sudah di kategorikan masuk zona Kuning.
“Ibu bapak desan Sekargadung tolong di terapkan betul-betul protokol kesehatan, cukup 3M yaitu Mencuci Tangan dengan sabun, Memakai Masker, dan Jaga Jarak aman agar segera berakhir dan kembali normal,” jelasanya.
Para pesertanya dibatasi hanya sekitar 50 orang, karena acara tersebut juga bisa dinikmati secara virtual melalui kanal Youtube dan Zoom.
Di penghujung acara, para tamu undangan, termasuk Ketua Umum Pusat HAKLI dan Dirjen Kementrian Kesehatan melakukan pengunjungan di tiap-tiap stand para UMKM itu. Mereka menjukkan sambil mempresentasikan dan menjelaskan bagaimana produknya bisa dibuat.
Kontributor : Ahmad Baharuddin
Editor : Agung Maps