GRESIK, Gresikpos.com – Sampah di Gresik kembali ditemukan masalah. Jurnalis Gresik Pos mendapat press release dari Ecological Observation and Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) terkait kandungan racun Kali Samin yang penyebarannya sangat jauh. Bahkan bisa sampai di Gresik. Yang mana menurut Direktur Ecoton Prigi Arisandi bisa mengganggu ekosistem ikan di Gresik.
“Dampak pencemaran kali samin akan mengalir jauh hingga ke Gresik, ancam perikanan di Gresik,” jelasnya, Minggu (31/2/21).
Dalam press release itu termuat penelitian pada Januari 2021 dari mahasiswa semester 5 Biologi Universitas 11 Maret yang bernama Muhammad Yusron dan Muhammad Asroul Jaza.
Mereka meneliti kandungan racun yang terdapat di Bengawan Solo segmen hulu di Sungai Samin, Sungai Tempuran Jebres, Sungai Perbatasan Sukoharjo, dan dua titik pada outlet Waduk Wonogiri.
“Pada sungai tersebut ditemukan kelimpahan mikroplastik 51 partikel per 100 liternya. Temuan lain menunjukkan bahwa Bengawan Solo di Sungai Samin tercemar logam berat Khrom, Kadmium,dan Timbal serta senyawa kimia khlorin dan nitrit yang sangat berbahaya,” tulis dalam press releasenya.
Temuan itu sangat miris sekali, pasalnya sangat mengancam perikanan Bengawan Solo, khususnya di Jawa Timur yang banyak menggunakan air Bengawan Solo untuk keperluan perairan tambak.
“Ancaman berikutnya adalah kesehatan manusia. Karena sifat mikro plastik mempunyai ikatan terbuka sehingga akan mudah mengikat logam berat,” paparnya.
Di samping itu, dalam kandungan air Bengawan Solo juga tercemar mikro plastik jenis fiber. Di perbatasan Sukoharjo mencapai 17 partikel/100 liter. Sedangkan di Kali Samin dan Kali Tempuran Jebres didominasi mikro plastik jenis fiber.
Tingginya jenis fiber ini berasal dari limbah garmen (tekstil) dan rumah tangga, khususnya serat pakaian sintetis limbah laundry. Serta pembuangan sampah plastik di sepanjang daerah aliran sungai Bengawan Solo.
Perlu diketahui Mikro plastik adalah partikel yang berukuran kurang dari 5 mm, mengandung polietelin (PE), polipropelin (PP), polistirin (PS), poliyinil klorida (PVC) atau zat aditif seperti pembuat lentur (Phtalat/Plastizier) dan penguat (Bhispenil A/BPA).
“Padahal mikro plastik mengandung senyawa kimia berbahaya yang ditambahkan selama proses pembuatannya. Bahkan mampu menyerap kontaminan atau toksin serta menjadi habitat bakteri patogen di sekeliling lingkungannya. Beberapa penelitian juga menyebutkan adanya peningkatan toksisitas logam berat setelah diserap oleh mikro plastik sehingga menjadi lebih berbahaya,” ungkap Muhammad Yusron.
–
Kontributor : Ahmad Baharuddin Surya
Editor : Agung Maps