DRIYOREJO, Gresikpos.com – Pada musim penghujan seperti saat ini, berbagai kebutuhan pangan mengalami harga naik turun di pasar. Terlebih menjelang Ramadan, harga kebutuhan juga turut melambung tinggi. Cabai rawit misalnya. Di Desa Wedoroanom, petani tak banyak menanam cabai pada musim ini karena ladang masih subur tertanam padi.
Beberapa pedagang yang memiliki usaha jual beli sayur hingga pengepul, akhirnya memilih untuk membeli cabai ke daerah lain sebagai persediaan mereka, contohnya di pasar Mangga Dua Surabaya. Disana, harga yang diberikan penjual cabai rawit kepada tengkulak dengan harga 90 ribu.
“Saya sekali ambil ya sesuai kebutuhan saja, karena harganya sedang melonjak tinggi. Ditambah lagi petani sini tidak ada yang panen cabai rawit. Biasanya 20 kg sehari untuk saya jual lagi di pasar, itu sisanya mungkin 5 kg kalo tidak laku habis. Tapi karena sekarang sedang mahal, kadang saya ambil 10 kg itu masih tersisa banyak,” kata Dodi salah seorang pengepul cabai dan sayuran.
Dodi mengaku, bahwa para pembeli yang membeli sayuran untuk dijajakan kembali tidak terlalu banyak mengambil barang dagang di lapak miliknya, saat harga kebutuhan semakin naik ini. Dodi menyediakan berbagai kebutuhan sayuran yang masih segar dan dari tangan pertama. Sehingga, para pembeli yang datang sebagian besar adalah pedagang keliling yang mengambil sayur dalam jumlah banyak. Ada juga pembeli yang mengambil barang untuk dijual lagi di pasar.
“Harga dari saya ke pembeli itu sekitar 100-105 ribu per kilo nya. Harapan saya, petani lokal Gresik terutama di daerah saya, bisa menghasilkan sayuran yang lebih banyak. Supaya bisa mempertahankan kebutuhan pasar, dan pendapatan mereka juga terbantu,” pungkas Dodi.
–
Kontributor : Ananda Fani
Editor : Ahmad Baharuddin Surya