GRESIK, Gresikpos.com – (23/11) Di Gresik persoalan sampah menjadi persoalan yang belum terpecahkan hingga saat ini, baik sampah di darat maupun di air. Persoalan di darat hubungannya dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan beberapa Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di desa-desa. Jika di air, sampah plastik akan menghasilkan mikroplastik yang berukuran 5 mm.
Di Gresik, ada dua sungai yakni Sungai Lamong dan Sungai Bengawan Solo. Dari ke dua sungai itu, sangat rentan sekali tumpukan sampah di bantaran sungai. Untungnya ada sekumpulan anak muda yang menamai dirinya sebagai komunitas Trash Control Comunity (TCC). Mereka bergerak dalam penanganan sampah. Pada bulan September kemarin, mereka menemukan sekitar 54 titik sampah di sepanjang Sungai Bengawan Solo dan Brantas. Bahkan mereka meneliti kandungan air, ikan, dan udang di sungai tersebut dan hasilnya mengandung mikroplastik.
Menurut Ziyadatur Rizqiyah sebagai salah satu pendiri TCC menjelaskan bahwa bahaya mikroplastik jika masuk ke dalam tubuh terus-menerus akan mengakibatkan kanker. Sedangkan bengawan solo merupakan tempat sentral perekonomian warga sekitar. Tak jarang pula airnya kadang dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti PDAM, irigasi, dan lain sebagainya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa kebiasaan masyarakat di sekitar bengawan solo yang sering membuang sampah sembarangan bisa menjadi faktor utama tercemarnya air dari hulu sampai hilir. Warga dihimbau agar tidak membuang sampah sembarangan, terutama di aliran sungai agar tidak semakin memperparah ekosistem air, sebab dalam jangak panjang akan merugikan manusia sendiri.
–
Kontibutor : Miftahul Ulum
Editor : Ahmad Baharuddin Surya