GRESIK, Gresikpos.com – Terkait modal pembangunan Wisata setigi diperoleh dari hasil tabungan masyarakat. Waktu itu Kepala Desa Sekapuk Abdul Halim membuat program menabung seperti anak sekolah. Per bulannya Rp200 ribu. Sedangkan yang boleh menabung adalah siapa saja, asal masih ber-KTP Sekapuk. Modelnya kalau masyarakat hanya sekadar menabung, maka uangnya bisa diambil. Tetapi jika mau berinvestasi, masyarakat akan mendapat piagam saham.
“Modalnya dari tabungan masyarakat. Makanya, kemarin ada pembagian sisa hasil usaha (SHU),” ungkapnya.
Bahkan di keterangan tertulis Abdul Halim pada laman Fb-nya, ia memaparkan bahwa di tahun 2017 aset desa yang terdaftar hanya Rp70 juta, dan di tahun 2020, hasilnya melonjak drastis jadi Rp5,7 Miliar. “Itu belum termasuk TKD nya,” tandasnya. Di samping itu, Sekapuk juga sekarang sudah berpredikat sebagai Desa Brilian dengan memiliki IDM yang awalnya tertinggal, menjadi mandiri.
Antara percaya dan tidak percaya, padahal awalnya dulu Setigi adalah tempat pembuangan sampah. Tumpukan sampahnya sangat tinggi sekali, hampir sama rata dengan jalan aspal. Saat pembersihan itu, menurut cerita Halim, ia sampai rela menyisihkan waktunya di sela-sela pekerjaan sebagai Kades untuk memindahkan sampah tersebut. Saat dibersihkan ternyata tebalnya hampir mencapai 20 cm dari permukaan jalan.
Di samping membersihkan sampah, ia juga coba merancang seperti apa proses pembangunannya nanti. Itu pekerjaan sulit, karena ia tidak punya konsultan, maka mau tidak mau ia lakukan secara otodidak. Hingga pada saatnya, semua pengelolaan itu sampai saat ini membuahkan hasil. Seperti adanya banyak mobil operasional dari setiap organisasi desa, seperti PKK, Karang Taruna, dan lain-lain, di samping itu mereka juga mempunyai target penghasilan sendiri setiap tahunnya.
“Di PKK saja, ibu-ibunya per bulan ada gaji insentifnya. Dan model penggajian seperti itu hanya ada di Sekapuk,” terangnya.
Program untuk menuntaskan pendapatan asli desa juga dilakukan oleh Ghofar, pasalnya dalam masa jabatannya ia berusaha sebisa mungkin memaksimalkan pendapatan asli desa. Sehingga upayanya adalah menggali semua potensi desa yang ada di Gredek.
“Karena takutnya sewaktu-waktu nanti ada kebijakan lain untuk desa. Jadi ke depan biar Gredek bisa lebih bersiap diri,” jelas Ghofar.
Saat ini yang potensial dari Gredek adalah adanya waduk di sana. Dari situ pengelolaannya nanti akan lebih dimaksimalkan kembali, terutama soal pengairan untuk masyarakat.
Selain potensi alam, potensi manusia juga perlu dikembangkan. Karena kata Ghofar, potensi yang tidak dimiliki desa lain salah satunya adalah dari unsur pemudanya. Ia sangat bersyukur mempunyai pemuda seperti di Gredek, sebab tugas mereka adalah selalu mengawal, mengkritisi, dan menyikapi segala kebijakan yang ia keluarkan.
“Apabila ada yang salah, mereka selalu mengingatkan saya baiknya seperti apa,” tambahnya.
Ditambah lagi, para pemuda di sana pula sudah melegitimasikan desanya sebagai basis desa pergerakan, karena mayoritas semua pemuda mengikuti banyak jenis organisasi ekstra yang ada di kampusnya masing-masing. Meski ada perbedaan, tetapi kalau berbicara soal desa, mereka se pemikiran dan se pemahaman.
Pentingnya lagi pemanfaatan pupuk dan waduk untuk pertanian. Khususnya masalah perairan. Yang diinginkan Ghofar adalah jangan sampai petani itu kehilangan gairahnya sebagai petani. Jika gairah atau semangat itu hilang, maka sudah pupus harapan kita semua pada mereka.
Sebagai desa percontohan, Abdul Halim tidak lupa memberi pesan motivasi kepada seluruh jajaran Kepala Desa, khususnya di Gresik. Ia menyebutkan, menjadi Kades itu sudah baik, itu adalah pekerjaan mulia, karena bentuknya pengabdian pada masyarakat. Berikan yang terbaik untuk masyarakat. Buatlah setiap waktu memberi manfaat untuk masyarakat, jangan sampai masyarakat yang kalian manfaatkan.
“Sekapuk saja bisa, masa kalian ga bisa. Kalau mau jadi miliarder, tidak apa-apa, ngomong saja, meminta,” ceritanya.
Kemudian masyarakat pula masih membutuhkan transparansi dan komunikasi. Itu kunci antara pemerintah dengan masyarakat. Perubahan dan inovasi itu sangat bisa, asal jangan sampai menyalahi aturan yang sudah berlaku. Sangat disayangkan apabila ada inovasi, tetapi inovasi tersebut berawal dari menyalahi aturan.
–
Kontributor : Ahmad Baharuddin Surya
Editor : Agung Maps