GRESIK, Gresikpos.com – Di musim penghujan ini, para petani mulai memanen padi yang sudah menguning. Hasil panen itu nantinya akan disimpan sebagai cadangan beras dan selebihnya akan dijual.
Di Desa Wedoroanom, beberapa petani mengeluh karena hasil panen tidak sebanyak dulu. Sempat dilanda panas usai bertanam benih padi, petani juga mengeluh terkait serangan hama di tengah-tengah pertumbuhan padi. Sehingga, banyak sekali padi yang tidak bisa dipanen. Seorang warga yang berhasil diwawancarai menuturkan, jika orang-orangan sawah tidak lagi mempan untuk dijadikan penjaga sawah buatan.
“Di sawah ada banyak penjaga buatan seperti orang-orangan sawah. Tapi itu tidak bekerja baik seperti dulu. Hama wereng itu cukup menjadi-jadi waktu proses pertumbuhan padi ini. Jadinya ya sebagian padi di sawah sudah mati dan tidak bisa dipanen. Hama tikus juga ada tapi tidak sebanyak wereng,” ucap Muslimin.
Di beberapa daerah, penggunaan jebakan listrik untuk tikus masih dijumpai. Namun, di desa Wedoroanom hal tersebut tidak boleh dilakukan. Mengingat akan resikonya yang begitu mematikan jika tidak sengaja terkena kaki manusia. Selain itu, hama wereng yang berbentuk seperti serangga tidak dapat dijebak seperti tikus. Jumlahnya pun lebih banyak, sehingga petani kesusahan dalam mengatasi hal tersebut.
“Panen tahun ini harusnya diharapkan lebih banyak, pekerjaan diluar juga sepi karena corona. Yang diharapkan ya padi ini bisa dapat banyak dan dijual, tapi kalau begini ya terima adanya saja. Yang penting ada jatah makan untuk keluarga,” pungkasnya.
–
Kontributor : Ananda Fani
Editor : Ahmad Baharuddin Surya